Friday, July 22, 2011

Keutamaan Sholat




Keutamaan Sholat



الحمد لله الذي تَخْضَعُ لعظمته السَماواتُ والأَرْضُوْنَ ، ويَخْشَعُ لجلاله عِبَادُهُ المؤمنونَ القائلُ (وما خلقتُ الجنَّ والإنسَ إلا ليعبدونَ). نحمده سبحانه وتعالي، وهو الذي تَفَرَّدَ بالعِزَّة والكبرياء، ويَعْلَمُ ما يَبْدُرُ مِنْ عِباده في الجَهْر والخَفَاء، ويَعُمُّهُمْ دَوْمًا بالفضل والنَّعْمَاءِ. أشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شرك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، نبيُّ الرحمة وهادي الأمّة. اللهم صلي علي سيدنا محمد خاتم الأنبياء والمرسلين وعلي آله الطاهرين وأصحابه الطيبين ومن تبعهم بإحسان الي يوم الدين. أما بعد.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....
Dari Abu Hurairah R.A berkata: Rasulullah SAW bersabda:
{وَأمَّالْكُفَّارَاتُ : فَإِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ فِي السَّبَرَاتِ وَالنَّقلُ الْاَقدَامِ الىَ الْجَمَعَاةِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ }
Adapun tiga hal yang dapat menghapus dosa ialah:
  1. menyempurnakan wudhu diwaktu udara dingin.
  2. melangkahkan kaki menuju sholat berjama'ah.
  3. menunggu sholat setelah melaksanakan sholat.
Hal ini bertepatan denga hadits yang menyatakan :
Bahwa 3 (tiga) golongan manusia yang akan di beri keteduhan Arasynya Allah SWT pada hari kiamat, saat tidak ada tempat kecuali keduhnya Allah SWT:
ثلاث نَفَرٍ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَومَ لاَظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ : اَلْمُتَضِّئُ فِى الْمَكَارِهِ وَالْمَاشىِ الى المسجِدِ فى الظَلَمِ وَمُطْعِمُ الْجَائِعِ.
  1. orang yang berwudhu disaat udara sangat dingin
  2. orang yang kemasjid pada waktu gelap
  3. orang yang memberi makan pada yang kelaparan.
Sebagaimana telah kita maklumi bersama, bahwa shalat adalah tiang agama. Kewajiban dan syi'ar agama Islam yang paling utama adalah shalat.
الصلاة عماد الدين، فمن أقامها فقد أقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين.
"Shalat adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan shalat, dia telah mendirikan agama, namun bagi siapa saja yang meninggalkan shalat berarti dia telah menghancurkan agama."
Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali akan dimintakan pertanggung jawabannya dari manusia pada hari kiamat kelak.
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ. (رواه الترميذي وأحمد وابن ماجه)
“Sesungguhnya amal ibadah seseorang yang paling pertama kali dihisab adalah shalatnya. Jika shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak, maka rugi dan sengsaralah dia. Adapun jika di antara shalatnya ada yang kurang sempurna, maka Allah Azza wajalla berfirman: periksalah kembali wahai para malaikat, apakah dia suka melaksanakan shalat sunah. Jika ada, sempurnakanlah shalatnya dengannya shalat sunnahnya tersebut. Seperti itulah perhitungan amal ibadahnya yang lain.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Nasa’i).
Shalat merupakan garis pemisah antara keimanan dan kekufuran. Ia adalah sesuatu yang membedakan antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang inkar, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadisnya:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بَيْنَ الْكُفْرِ وَالْإِيمَانِ تَرْكُ الصَّلَاةِ  (رواه النسائي، الترميذي: حَدِيثٌ حَسَنٌ، وأحمد)
"Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Nasa’i, Tirmidzi dan Ahmad).
Ini menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan seorang Muslim dan masyarakat Islam.
Al-Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan atau mengabaikan shalat itu termasuk sifat-sifat masyarakat yang tersesat dan menyimpang. Adapun terus menerus mengabaikan shalat dan menghina keberadaannya, maka itu termasuk ciri-ciri masyarakat kafir. Allah SWT berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ارْكَعُوا لَا يَرْكَعُون (المرسلات: 48(
"Jika dikatakan kepada mereka, taatlah dan kerjakanlah shalat, maka mereka enggan mengerjakannya." (Al-Mursalat: 48).
Bahkan shalat merupakan senjata ampuh bagi manusia untuk mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar.
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ (العنكبوت: 45)
Sesungguhnya shalat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mukar

Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti materi ini kita diharapkan mampu :
1.       Menunjukkan shalat sebagai sarana meminta pertolongan kepada Allah SWT.
2.       Bersemangat melakukan qiyamullail
3.       Menjadikan shalat sebagai sarana berdoa kepada Allah.
4.       Menjadikan shalat sebagai kontrol kondisi hati
5.       Menjadikan shalat sebagai sarana zikir kepada Allah.

Pokok-Pokok Materi
1.        Shalat sebagai aktualisasi peran ubudiyyah (penghambaan) manusia kepada Allah, sesuai dengan peran dasar penciptaan manusia sebagai makhluk Allah. QS. 51:16
2.        Shalat sebagai sarana taqwiayah (penguatan) jiwa. Hal sesuai dengan kondisi manusia yang lemah dan terbatas, agar selalu mendapatkan siraman kekuatan dari Yang Maha Kuat dan Perkasa,
a.       Saat menghadapi kekuatan-kekuatan buruk yang zahir maupun yang tersembunyi. QS. Al Muzzammil/73:15
b.      Saat mengalami perlemahan daya tahana dalam istiqomah, akibat dorongan syahwat dan kecenderungan-kecenderungan duniawi
c.       Saat menghadapi kehancuran yang ditimbulkan oleh kezaliman sistem dsb.
d.      Saat orang memerlukan percepatan langkah karena kesenjangan antara jarak tempuh dan beban yang dipikul dengan umurnya yang sangat singkat.
3.        Shalat sebagai sarana I’tizaz (menumbuhkan harga diri) dengan mendekatkan diri kepada Allah, melupakan semua peran lainnya, melupakan sejenak gemerlap dunia dengan segala macam daya tariknya.
4.        Shalat sebagai Raahah Nafsiyyah (Rehat Jiwa), dan Thuma’niinah Ruhiyyah (Ketengan Rohani) jauh dari kelalain yang memalingkan manusia dari tujuan mulianya. Sabda Nabi : “Dicintakan kepadaku dari dunia ini : istri dan wewangian, dan dijadikan ketenangn jiwaku dalam shalat “ HR. Ahmad. Dalam riwayat lain oleh Imam Ahmad :”Jika Rasulullah menghadapi urusan yang pelik ia berkata : “Istirahatkan aku dengannya (shalat) wahai Bilal”, dan semakin memperbanyak shalat ketika semakain banyak persoalan yang dihadapi. 
5.        Shalat sebagai sebuah loncatan dari dunia yang sempit ini menuju kepada kehidupan yang sangat luas tidak terbatas.
6.        Dari sisi Tarbiyah shalat adalah sebagai sarana mendidik orang untuk hubbunnidham (mencintai aturan) dan mengamalkan aturan itu dengan rapi. Melaksanakan tepat waktu, melaksanaan pekerjaan sesuai dengan prosedur (syarat, rukun , dsb).
7.        Shalat sebagai sarana pembinaan kepribadian
a.       cermat dan teliti dalam melakuka suatu pekerjaan
b.      tenang, tidak mengganggu fihak lain dalam menunaikan suatu pekerjaan
c.       konsentrasi penuh pada pekerjaan yang sedang dilakukan
d.      melatih shidq (jujur) dan amanah (dipercaya)
e.       menghindari perbuatan tercela (QS. 29: 45)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ




1 comment: