Saturday, March 31, 2012

Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
A. Rasio Lancar (Current Ratio)




    Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Current ratio 2.0 kadang-kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 2.0 hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih lanjut. Bagi perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan kreditor atau posisinya kuat terhadap pemasok, mungkin perusahaan tidak perlu memiliki rasio yang tinggi. Sebagai contoh supermarket. Posisi supermarket terhadap pemasok biasanya adalah cukup kuat. Dengan kondisi demikian maka supermarket dapat membayar hutangnya setelah 3 atau 4 bulan, sedangkan penjualan dilakukan secara tunai. Dalam kondisi demikian rasio lacar tidak perlu terlalu Rasio lancar mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, pada toko pakaian ketika menjelang hari-hari raya permintaan akan pakaian mulai meningkat, kemudian menurun mencapai titik terbawah lagi pada hari raya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko pakaian harus menaikkan besarnya persediaan. Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan cara mengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalami perubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yang mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total passiva lancarnya tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancar tidak mengalami perubahan. Akan tetapi jika penumpukan persediaan dilaksanakan dengan cara dibiayai dari pinjaman jangka pendek, maka ketika volume penjualan tinggi, rasio lancar perusahaan akan menurun. Oleh karena itu untuk mengukur tingginya likuiditas perusahaan lebih baik untuk mempergunakan angka perputaran modal kerja daripada mempergunakan rasio lancar. Adapun pertimbangannya ialah karena angka perputaran modal kerja tidak banyak dipengaruhi oleh sifat musiman, relatif dibandingkan dengan rasio lancar.

B.  Rasio Uji Cair (Acid Test Ratio)
                                          Aktiva Lancar - Persediaan
           Acid test ratio  =    ---------------------------------------
                                         Hutang Lancar
 
Rasio  ini  sering  juga  disebut sebagai Quick ratio, dimana rasio ini  merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk
direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid
daripada piutang. Jika current ratio tinggi  tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya
investasi yang sangat besar dalam persediaan. 
Sebagai pegangan kasar biasanya  angka 1.0 untuk rasio uji  cair merupakan angka
minimum yang perlu dipertahankan oleh perusahaan agar perusahaan tidak mengalami
ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya.

C.  Rasio Kas (Cash Ratio)
  Rasio ini untuk mengukur jumlah kas tersedia dibanding dengan hutang lancar.
Pengertian kas kadang-kadang diperluas dengan setara kas (cash equivalent) meliputi surat
berharga yang mudah diperjualbelikan. Rumus perhitungannya adalah :
                               Kas  +  Surat Berharga
                        -----------------------------------    =    X
                               Hutang Lancar

D.  Perputaran Piutang (Turn Over Receivable)
                                                 Hasil Penjualan Kredit
Turn Over Receivable    =     --------------------------------------
                                                 Rata-rata Piutang

  Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana
yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai, kemudian
kembali kebentuk piutang lagi. Rata-rata piutang kalau memungkinkan dapat dihitung secara
bulanan (saldo tiap-tiap akhir bulan dibagi tigabelas) atau  tahunan yaitu saldo awal tahun
ditambah saldo akhir tahun dibagi dua.
Makin tinggi rasio (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang,
mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif, dll.
Kalau tujuannya hanya sekedar untuk menilai tingginya likuiditas aktiva lancar jangka
pendek, andaikan masa penagihan rata-rata angkanya sudah tersedia, maka rasio perputaran
piutang tidak diperlukan lagi. Apabila masa  penagihan rata-ratanya rendah, maka rasio
perputaran piutang mempunyai nilai yang tinggi.

E.  Lama Penagihan Rata-rata  (Average Collection Period)
                               Piutang Usaha
                          -------------------------   X 365 hari = …… hari 
                                Penjualan Kredit  
Atau
                                 365 hari
                          -------------------------                      = …… hari 
                           Perputaran Piutang

Rasio ini biasanya dipergunakan sebagai  tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas
aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka pendek.
Dalam menginterprestasikan rasio lama penagihan rata-rata ini, dasar perbandingan yang
paling tepat dipergunakan ialah jangka waktu kredit penjualan. Misalkan jangka waktu kredit
penjualan yang dipergunakan oleh perusahaan adalah dua bulan (60 hari), dan masa
penagihan rata-rata sebesar 49 hari, maka dapat diinterprestasikan bahwa tingkat likuiditas
sangat tinggi. Sedangkan apabila jangka waktu kredit penjualan yang dipergunakan satu
bulan, maka berarti sekitar 19% dari piutang telah mengalami keterlambatan pembayaran
selama rata-rata 19 hari.

F.  Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)  
                                            Harga Pokok Penjualan
Turn Over Persediaan    =    -------------------------------------------
                                            Persediaan Barang Dagangan Rata-rata

Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti atau
dijual  dalam satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang ada
cukup baik.
Untuk perusahaan dagang, perputaran persediaannya disebut  merchandise turnover.
Sedangkan untuk perusahaan pabrik, perputaran persediaan bisa dalam bentuk perputaran
bahan baku, bahan pembantu, suku cadang, barang setengah jadi atau perputaran persediaan
dalam proses.
Rasio perputaran persediaan hanya perlu  dihitung pada perusahaan yang keberadaan
persediaan cukup penting, baik dalam menunjang kegiatan usaha maupun sebagai barang
yang dijual.

2.  Rasio Solvabilitas

A.  Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (Ratio of Owner's Equity to Total
Assets)
Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang
dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman
yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Rasio ini disebut juga proprietory ratio yang menunjukan tingkat solvabilitas
perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan yang
dilaporkan dalam neraca. 
Rumus perhitungannya adalah :
                                              Modal Sendiri
                                         ----------------------   =       X
                                               Total Aktiva

B.  Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Ratio of Owner's Equity to Fixed
Assets)
Jika rasio ini lebih dari 100 % berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan
menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik  perusahaan dan sebagian dari
aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik  perusahaan. Sebaliknya jika rasio dibawah 100
%berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka pendek / jangka
panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman. 
Rumus perhitungannya :
                             Modal Sendiri
                         ------------------------   =    X
                              Aktiva Tetap
C.  Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang
Rasio ini  mengukur tingkat keamanan yang  dimiliki oleh kreditor jangka panjang .
Disamping itu juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru
dengan jaminan aktiva tetap.
Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin
aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.
Rumus perhitungannya :
                                   Total Aktiva Tetap
                              -----------------------------------------   =       X
                                   Total Hutang Jangka Panjang
D.  Nilai Buku Saham
Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada
setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa
semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya.
Dalam penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah dipesan (subscribed)
walaupun saham tersebut belum diserahkan kepada pemesan, maka jumlah tersebut harus
ditambahkan pada jumlah modal yang sudah beredar. Sebaliknya bila ada saham yang dibeli
kembali oleh perusahaan (treasury stock) maka harus dikurangkan terhadap jumlah modal
saham yang beredar. 
Rumus ratio ini adalah sebagai berikut:
           Modal Saham
--------------------------------- =  X
       Jumlah lembar saham
E.  Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets Ratio)
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi  resiko keuangan perusahaan. Dalam batas
tertentu bank akan sulit untuk mengabulkan permohonan kredit. Hanya saja  setiap bank
batasnya berbeda. Rumus perhitungannya adalah :


                              Total Hutang
                    ---------------------------    =  …….  %     
                              Total Aktiva
3.   Rasio  Rentabilitas
A.  Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan
Operating Assets)
Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan
atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets).  Yang dimaksud
dengan operating assets adalah semua aktiva  kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-
aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang
rutin atau usaha pokok perusahaan. Rumus perhitungannya adalah : 

                                    Laba Usaha
                             ----------------------------   =       X
                                   Aktiva Usaha 

Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana
sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi  perusahaan dalam melaksanakan operasi
sehari-hari.

B.  Perputaran Aktiva Usaha ( Operating Assets Turnover)
Rumus ratio Perputaran Aktiva Usaha:

                                         Penjualan 
                                  -------------------------  =       X
                                         Aktiva Usaha

Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva  telah dipergunakan di dalam kegiatan
perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar  dalam suatu periode
tertentu, biasanya satu tahun.
Turnover yang tinggi menunjukkan management yang efektif tetapi dapat juga turnover
yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan  yang sudah tua dan sudah habis disusut, jadi
turnover yang tinggi ini karena keadaan perusahaan.

C.  Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin on Sales)
Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang
lain. Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena  perubahan dalam kebijaksanaan
penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru. Rumus perhitungannya :
                     Laba Kotor
            ------------------------    = ……… %
                      Penjualan

D.  Rasio Laba Usaha atas Penjualan (Operating Margin Ratio)
Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu
sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan
utama. Rumus perhitungannya :
                    Laba Usaha
              ------------------------    = ……… %
                   Penjualan

E.  Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Margin Ratio)
Rasio ini mengukur hasil akhir dari kegiatan  operasi perusahaan. Selisih laba bersih
dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yan ditanggung perusahaan untuk
biaya-biaya non operasional. 
Rumus perhitungannya :

                        Laba Bersih
            ------------------------    = ……… %
                        Penjualan

F.  Operating Ratio
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi 
menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang
terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi
mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen,
tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
Rumus perhitungannya :
                          Harga Pokok + Biaya Operasi
             ------------------------------------------    = ……… %
                                       Penjualan

G.  Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment, ROI)
Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang
digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama perusahaan.
Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba usaha tersebut. Dengan
kata lain, aset yang dihitung  disini hanya aset yang memberikan konstribusi terhadap
pencapaian laba usaha. Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain (di luar laba
usaha) tidak dihitung. Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang
berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak operasional. Oleh karena itu juga tidak
diikutsertakan dalam pengertian aktiva operasi. Rumus perhitungannya adalah :

                                    Laba Usaha
                         ------------------------    = ……… %
                                   Aktiva Operasi

                                                               atau    

                                         Laba Usaha                        Penjualan
                                    -------------------       X       ----------------------
                                         Penjualan                        Aktiva Operasi
 H.  Rasio Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets, ROA)
Dengan rasio akan nampak seberapa besar tingkat produktifitas seluruh aset. Perbedaan
hasil perhitungan antara ROI dengan ROA  akan diketahui sampai seberapa jauh tingkat aset
penunjang atau tidak produktif dan hasil sampingan perusahaan. Rumus perhitungannya
adalah :

                                          Laba Bersih
                         ------------------------    = ……… %
                                          Total Aktiva 

I.  Rasio Laba Bersih atas Modal (Return on Equity)
  Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam
modal. Pengertian modal disini adalah semua modal yang tertanam di perusahaan, termasuk
di dalamnya saldo laba (laba ditahan). Rumus perhitungannya :
  
                                   Laba Bersih
                         -----------------------    = ……… %
                                   Modal Sendiri 

J.  Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share, EPS)

  Rasio ini untuk mengukur laba bersih per lembar saham (maksimum) yang mungkin
diperoleh pemegang saham. Dikatakan maksimum, karena yang dibagi biasanya adalah kurang
dari EPS. Rasio ini adalah satu-satunya rasio yang muncul di laporan keuangan, bisanya
dicantumkan di bawah laba bersih. Rumus perhitungannya adalah :

                                   Laba Bersih
                   ---------------------------------    = ……… %
                             Jumlah Lembar Saham

No comments:

Post a Comment